Hukum dan KriminalPendidikan

Siswi Salah Satu SMP di Kemiling Asal Pesawaran Enggan Kembali Sekolah Usai Diduga Dicabuli Oknum Ustaz

660
×

Siswi Salah Satu SMP di Kemiling Asal Pesawaran Enggan Kembali Sekolah Usai Diduga Dicabuli Oknum Ustaz

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung (LB): Siswi kelas 7 salah satu SMP swasta di Kota Bandar Lampung berinisial SP (13), warga Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, memutuskan keluar dari sekolahnya setelah mendapat perlakukan tidak senonoh oknum ustaz salah satu “pondok” inisial SPR.

Sebelumnya, disebutkan salah satu ustaz pondok pesantren di Kemiling, Bandar Lampung berinisial SPR dilaporkan ke Polresta Bandar Lampung atas dugaan pencabulan terhadap salah satu siswi asuhannya berinisial SP (13).

Sesuai laporan kepolisian Nomor: LP/B/47/1/2024/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/POLDA LAMPUNG Tanggal 10 Januari 2024, atas nama Saipudin, disebutkan terlapor merupakan ustaz di Pondok Pesantren Toriqul Ibad Kemiling.

Berdasarkan informasi tersebut, Media Online lampungbarometer.id melakukan penelusuran keberadaan pondok pesantren dimaksud serta melakukan investigasi terkait kasus ini.

Hasil penelusuran, tidak ditemukan Pondok Pesantren Toriqul Ibad di wilayah Kecamatan Kemiling Bandar Lampung yang dikelola oknum ustaz tersebut. Alih-alih pondok pesantren, yang ada hanyalah sebuah bangunan tanpa plang nama yang memiliki beberapa pintu (kamar) menyerupai bedeng dan dihuni sejumlah anak-anak yang berasal dari berbagai daerah di Lampung.

“Kalau Pondok Pesantren Thoriqul (Toriqul) Ibad kayaknya nggak ada Mas, yang ada Masjid Thoriqul Ibad,” ucap Umi, salah seorang ibu rumah tangga sambil menunjuk salah satu masjid yang tidak jauh dari rumahnya saat ditemui lampungbarometer.id, Selasa (16/1/2024).

TAMPAK Pimum lampungbarometer.id Anton Kurniawan saat mengunjungi “pondok” berupa bangunan yang terdiri dari beberapa pintu di Kemiling, Bandar Lampung yang pengasuhnya dilaporkan ke Polresta Bandar Lampung atas dugaan pencabulan. Foto dibidik Selasa (16/1/2023). (lampungbarometer.id)

Sementara itu, warga lainnya Manto (57), mengaku tahu dengan sosok bernama Sepriyadi. Menurut Manto, Sepriyadi memang mengurus sebuah lembaga yang menampung beberapa anak-anak dan disekolahkan.

“Kalau Pak Sepri, setahu saya bukan pondok pesantren. Memang sih dia juga ngurus seperti yayasan atau apa gitu, saya kurang paham tapi di sana ada banyak anak-anak. Kalau nama lembaga yang dia urus, saya juga nggak begitu jelas. Toriqul Ibad memang pernah denger sih, tapi di sini nggak ada Pondok Pesantren Thoriqul Ibad,” ucap Manto seakan tidak yakin sambil memberi informasi lokasi gedung dimaksud.

Selanjutnya, lampungbarometer.id langsung mendatangi lokasi “pondok” dimaksud dan mendapati sebuah bangunan mirip bedeng tanpa plang nama. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan jika bangunan tersebut adalah pondok pesantren.

Meskipun demikian, beberapa warga di seputaran Kemiling yang sempat ditanya terkait nama dan fungsi bangunan tersebut, mengaku pernah mendengar nama Toriqul Ibad, namun mereka tidak yakin apakah bangunan tersebut yang dimaksud.

Di lokasi yang dimaksud, tim lampungbarometer.id sempat bertemu serta ngobrol dengan beberapa anak mengenakan seragam sekolah; putih merah dan putih biru yang sedang duduk yang mengaku baru pulang sekolah. Mereka juga mengaku menginap (mondok) di gedung tersebut.

“Kami sedang masak tempe dan terong untuk makan siang, hari ini kami piket,” ucap mereka hampir bersamaan. Tim lampungbarometer.id sempat juga melihat ruang dapur tempat mereka memasak.

Ketika disebutkan nama ustaz SPR, serentak mereka mengatakan jika SPR adalah ustaz pengasuh mereka. Sayangnya, sang ustaz sedang tidak berada di tempat sehingga tidak bisa dikonfirmasi secara langsung.

Abi sedang pergi jemput Umi pulang kerja, pulangnya sore,” ucap anak yang lain.

Selanjutnya, ketika ditanya dimana sang pengasuh “pondok” menjemput, mereka mengaku tidak tahu.

SEPERTI inilah penampakan bangunan “pondok” atau panti atau yayasan yang mengasuh puluhan anak-anak Kemiling, Bandar Lampung yang diasuh oleh ustaz yang dilaporkan ke polisi atas dugaan pencabulan. (Foto: lampungbarometer.id)

Nggak tahu Abi jemput Umi di mana,” ujarnya.

Menurut informasi yang dihimpun, bangunan “pondok” tersebut dihuni sekitar 20-an anak-anak yang bersekolah di SD dan SMP umum, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan “pondok” tersebut.

Sementara itu, SP (13) yang sebelumnya diberitakan menjadi korban pencabulan oknum ustaz pengasuh “pondok” Sepriyadi, sudah meninggalkan “pondok” dan tidak lagi masuk sekolah sejak awal semester ini akibat trauma.

Sebelumnya diberitakan oknum Ustaz Pondok Pesantren Thoriqul Ibad Kemiling Bandar Lampung, SPR, (ralat: berdasarkan penelusuran, tidak ditemukan Pondok Pesantren Thoriqul Ibad di Kemiling) dilaporkan ke polisi atas dugaan pencabulan terhadap salah satu siswi asuhannya yang masih di bawah umur berinisial SP (13), warga Kabupaten Pesawaran.

Dugaan pencabulan ini dialami korban pada Selasa (28/11/2023) lalu. Menurut korban, modus tersangka adalah dengan mengajak korban berbelanja sayur dan ikan yang akan dimasak untuk penghuni pondok pesantren tersebut.

“Waktu itu abis Isya, Abi (panggilan korban kepada tersangka, red) mengajak beli sayuran di Kota Karang. Waktu itu saya ajak keponakan saya (yang juga penghuni pondok, red) karena sudah malam. Ustaz bawa motor, saya dan ponakan saya dibonceng di belakang,” ujar SP.

“Habis beli sayuran, kata abinya kami ngambil ikan ke PPI Lempasing, di sana kami nunggu sampai sekitar jam 12.00 WIB malam. Waktu mau pulang, saya disuruh bawa motor di depan, saya bilang nggaklah Bi sudah malam, takut. Terus kata dia, ya udah nggak apa-apa. Jadi saya yang bawa motor di depan. Saya kaget, setelah saya duduk di depan tahunya Abinya duduk di tengah, ponakan saya duduk paling belakang,” ungkap SP.

Dalam perjalanan pulang tersebut, ucap korban, oknum ustaz memeluk, meraba-raba dada, dan memegang alat vital korban. Saat itu korban mengaku sangat ketakutan dan shock atas peristiwa tersebut.

“Waktu di motor itu, dia mulai meluk dan megang-megang bagian vital. Saya bilang Bi jangan, tapi dia cuma ketawa, dia malah meluk sama ngelus-ngelus paha saya. Dia bilang ke ponakan saya agar jangan bilang-bilang ke abah dan emak,” beber SP.

Kasus ini sudah dilaporkan ayah korban ke Polresta Bandar Lampung pada Rabu, 10 Januari 2024. (lb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *