BLAMBANGAN UMPU (lampungbarometer.com): Memasuki tahun ketiga kepemimpinannya, Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya fokus pada pembenahan penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan pelayanan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur. “Tidak terasa sudah dua tahun kepemimpinan kami bersama Pak Dr. Hi. Edward Antony sebagai Bupati dan Wakil Bupati Way Kanan. Memasuki tahun ketiga ini kita fokus pada pembangunan tiga pilar tersebut,” ujar Bupati yang selalu tampil enerjik itu. Dengan tiga pilar tersebut, kata Bupati, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Way Kanan berupaya memberikan landasan yang kuat dalam rangka membangun ekonomi kerakyatan untuk selanjutnya mulai fokus pada pemberdayaan ekonomi rakyat. “Kita ketahui sebanyak 74% penduduk Way Kanan bekerja di sektor pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB 37,19%. Artinya perekonomian Kabupaten Way Kanan masih sangat bergantung pada sektor pertanian,” kata Bupati. Sementara di sisi lain, kata dia, angka kemiskinan di Kabupaten Way Kanan masih cukup tinggi 14,56%, dan mayoritas petani. Kemiskinan tersebut disebabkan karena Petani masih bertumpu pada pertanian tradisional yang menghasilkan bahan mentah (hulu) dengan produktifitas yang rendah. Pertanian rakyat, lanjut dia, masih mengandalkan komoditas ekspor seperti kopi, karet, sawit, lada, dan singkong yang sangat rentan terhadap fluktuasi harga yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. “Oleh karena itu, ke depan perlu upaya pengembangan komoditas unggulan berbasis wilayah dengan mendorong peningkatan nilai tambah melalui pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi dan sinergitas pembinaan hulu hilir.” Menurut Bupati, perlu ada pembagian wilayah dengan potensi komoditas masing-masing sehingga kampung yang memiliki potensi komoditas lain dapat mengembangkan satu produk unggulan bekerja sama dengan dinas terkait. Berdasarkan pembagian wilayah pengembangan pertanian, lanjut Adipati, Blambangan Umpu-Negeri Agung memiliki komoditas unggulan karet, ubi kayu, dan sektor peternakan kambing. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan hulu menyediakan bibit, sarana produksi dan teknologi budi daya yang tepat. “Untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut, ubi kayu dapat dikembangkan menjadi industri mocaf (tepung modifikasi ubi kayu) dan produk lain, sedangkan untuk komoditi karet dapat dikembangkan menjadi lateks dan produk lain,” katanya.