Medan (LB): Aliansi Masyarakat Medan Utara Berdaulat (Alim Muda) menggelar Konferensi Pers menolak tegas truk-truk trado melintas di Jalan Pancing 1, aktivitas gudang-gudang dan lainnya karena dianggap menggangu kenyamanan warga.
Konferensi Pers yang mengerahkan ibu-ibu ini dilaksanakan di Aula Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Kabupaten Medan Utara, Jumat (22/9/2023) sekitar Pukul 10.00 WIB yang dipimpin Koordinator sekaligus kuasa hukum Alim Muda, Muhammad Ilyas.
Dalam Konferensi Pers yang juga dihadiri Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta anggota Polres Belawan ini, Alim Muda melalui Koordinator Aksi Muhammad Ilyas menyampaikan tuntutan menolak tegas adanya truk-truk trado yang melintas di Jalan Pancing 1, aktivitas pergudangan dan lainnya karena menggangu kenyamanan masyarakat.
Namun selesai membacakan tuntutan, perwakilan warga yang menggelar Konferensi Pers, langsung disambut beberapa warga Medan Labuhan lainnya yang mempertanyakan masyarakat yang mana yang merasa dirugikan.
Menurut warga yang menolak aksi ini, tidak ada warga yang terganggu atas aktivitas tersebut. Bahkan, menurut mereka, sebagian warga Kelurahan Besar juga mengeluh dengan tidak adanya kegiatan atau aktivitas dari pengusaha yang mempunyai lahan atau tempat penyimpanan truk. Sebab menurut mereka, biasanya banyak supir yang singgah untuk makan dan minum di warung, tapi kini hampir 3 tahun tidak ada lagi sehingga membuat beberapa warga menutup warungnya karena bangkrut.
Berdasarkan pantauan media ini, tampak beberapa warga mendukung adanya aktivitas seperti biasanya.
“Saya bekerja di tempat penyimpanan mobil sebagai office boy atau bagian kebersihan, jika usaha itu tutup maka saya akan jadi pengangguran lagi. Bagaimana saya menafkahi anak dan istri saya, Abang juga tahu sekarang ini bagaimana sulitnya mencari pekerjaan,” ujar seorang pria yang meminta namanya tidak ditulis.
Begitu juga dikatakan seorang ibu yang juga enggan disebutkan namanya. Dia mengaku salah satu anaknya bekerja di perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, dia berharap aktivitas perusahaan tidak dihentikan.
“Anak saya juga ada kerja di perusahaan itu, kalau perusahaan itu tidak beraktifitas maka akan berakibat kepada anak saya, karena bisa saja terjadi pengurangan karyawan kalau mobil-mobil mereka tidak dapat melintas,” ucapnya.
Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kecamatan Medan Labuhan, Wilmar Napitupulu, juga mempertanyakan tujuan tuntutan aksi dari Alim Muda. Dia bahkan langsung menanyakan hal tersebut kepada Koordinator Aksi Ilyas, tapi tidak dijawab. Begitu juga pertanyaan yang disampaikan warga dan wartawan, tidak diresponnya.
Hal ini menyebabkan terjadi kericuhan antara massa aksi dan yang menolak aksi. Beruntung aparat keamanan segera membawa Ilyas meninggalkan ruangan aula sehingga kericuhan yang lebih besar bisa dihindari. (*/red)