TANGGAMUS (lampungbarometer.id): Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 181 kali gempa yang terjadi di wilayah Tanggamus, Lampung, sepanjang Kamis 1 Juli 2021 hingga Jumat 2 Juli 2021 pagi. Kejadian gempa yang terjadi di Tanggamus ini termasuk dalam gempa swarm.
“Dari kemarin Kamis (1/7/2021) sampai Jumat (2/7/2021) pagi ini, kita mencatat 181 gempa dengan 10 kali gempa dirasakan. Gempa yang terjadi bervariasi dari Magnitudo 1,1 hingga 4,6,” kata Anton Sugiharto, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Lampung Utara.
Apakah kondisi tersebut termasuk berbahaya?
“Kalau tingkat kebahayaannya karena kekuatan gempa relatif kecil, memang biasanya tidak berdampak terhadap sekitar. Pada saat ini juga kami tidak melihat adanya laporan kerusakan terkait dampak gempa tersebut,” ungkap Anton.
Namun demikian, tentu tetap harus diwaspadai karena tidak memungkinan potensi gempa susulan masih tetap bisa terjadi dan itu yang di waspadai.
Anton menjelaskan bahwa di Provinsi Lampung ada dua sesar atau pan lempeng bumi yang aktif. Pertama, Sesar Lokal yang membentang dari Tarahan hingga Natar. Sementara yang kedua dan juga masih aktif yaitu Sesar Semangko. Sesar Sumatera ini memiliki 19 segmen dan membentang 1.900 kilometer dari Aceh hingga Lampung.
Kejadian gempa yang terjadi di Tanggamus, Lampung, sepanjang kemarin hingga hari ini, kata Anton, dipicu karena adanya aktivitas Sesar Semangko Barat.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lokal Semangko Barat,” ujar Anton.
Meningkatnya aktivitas kegempaan yang terjadi di Tanggamus tentunya patut diwaspadai. Gempa signifikan yang terjadi tersebut dapat menjadi alarm bahwa zona gempa di sepanjang patahan besar Sumatera aktivitasnya meningkat.
BMKG juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. (red)