PESAWARAN (lampung barometer.id): Radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kepada masyarakat.
Topik ini menjadi kajian dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Dan Wawasan Kebangsaan saat masa reses, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung H. Watoni Noerdin, S.H., M.H. turun langsung melakukan kunjungan menemui konstituennya di Desa Wates, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (27/2/2021).
Dalam kegiatan ini, Watoni Noerdin menyampaikan nilai-nilai Pancasila sebagai sejarah masa lalu bangsa kita harus ditanamkan kepada masyarakat, terutama generasi muda. Dia juga mengingatkan kita untuk menjaga Pancasila dan menghargai para pendiri bangsa.
“Nilai-nilai Pancasila harus kita tanamkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Hal ini sangat penting, karena nilai-nilai Pancasila mengajarkan kepada kita bagaimana hidup berbangsa dan bernegara. Kita tidak bisa melupakan sejarah, seperti yang dikatakan oleh founding father kita Ir. Soekarno, ‘Jangan Sekali kali melupakan Sejarah’,” ujar Watoni.
Pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila juga disampaikan Dr. Sairul Basri, M.Pd.I, staf khusus Kementerian Pertahanan Wilayah Lampung. Menurut Sairul, menanamkan dan menjaga nilai-nilai Pancasila sangat penting sebab sejak dulu hingga saat ini banyak bangsa asing yang menginginkan Indonesia.
“Dari dulu sampai sekarang banyak bangsa asing yang menginginkan Indonesia. Segala upaya mereka lakukan mulai dari memecah belah hingga yang paling modern adalah proxy war, perang ekonomi dan senjata biologi. Nah, ini adalah tantangan kita dalam berbangsa dan bernegara yang mau tidak mau harus kita hadapi,” ujar Sairul.
Dia juga menyampaikan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan ke dalam jiwa setiap warga Negara. Karena dengan menjunjung nilai-nilai Pancasila kita akan mampu mengatasi upaya-upaya radikal yang akan melemahkan Indonesia. Masyarakat, kata dia harus dewasa menyikapi setiap perbedaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan keagamaan.
“Ada sekitar 1.300 suku bangsa di Indonesia, beragam budaya, ribuan bahasa daerah, bermacam agama, adat istiadat dan lain-lain. Ini kita satukan dengan Pancasila yang menjadi ideologi negara kita. Ulama dan Umaro harus berjalan beriringan bersama masyarakat demi menjaga dan memilihara persatuan dan kesatuan,” ujar Sairul Basri menjelaskan.
Lebih lanjut dia menyampaikan segala kekayaan dan keberagaman ini menjadi karakter Bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Banyaknya paham dan aliran membuat beragam paham muncul baik yang radikal maupun yang tidak.
“Untuk menangkal radikalisme dan terorisme ini kita bisa menggunakan beberapa pendekatan, yakni Pendekatan agama rahmatan lil alamin, Pendekatan kearifan lokal asli adat budaya Indonesia, Pendekatan ekonomi. Jika semua kita jalankan dengan baik maka mampu menangkal radikalisme dan terorisme di Indonesia,” pungkas Sairul.
Hadir dalam kegiatan ini di antaranya Ketua DPRD Kabupaten Pesawaran Suprapto dan Akademisi Unila Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D. (AK)