BANDAR LAMPUNG (lampungbarometer.id): Mantan Kepala SMPN 16 Kota Bandar Lampung Purwadi, M.Pd. yang akrab disapa Pak Pur menerima dengan ikhlas dan legowo meskipun dicopot dari jabatannya tanpa melalui prosedur yang seharusnya oleh Wali Kota Herman HN pada Jumat lalu.
Pernyataan ini disampaikan mantan kepala SMPN 16 Bandar Lampung selama tujuh tahun itu saat ditemui di ruang lobby SMPN 16, Rabu (14/10/2020).
Kepada lampungbarometer.id, guru Bidang Study Biologi yang berpengalaman menjadi instruktur pengendalian mutu pendidikan ini menceritakan sudah berkeliling Indonesia sebagai narasumber terkait pengendalian mutu dan akreditasi sekolah.
Ayah dari dua orang anak ini juga mengaku menerima dengan ikhlas keputusan Wali Kota Herman HN yang memberhentikannya sebagai kepala sekolah.
“Saya dan keluarga sudah ikhlas, ini adalah takdir hidup yang harus saya lalui. Tapi saya berharap jika memang Pak Wali berkenan untuk memberikan klarifikasi kepada media terkait hal-hal yang dituduhkan ke saya agar semua informasi menjadi jelas dan tidak simpang siur. Satu hal lagi, apapun itu saya tetap menghormati dan menghargai beliau,” ujar Purwadi.
Saat disinggung perihal pencopotannya yang dikait-kaitkan dengan hal-hal berbau politik, Guru Terbaik Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2015 dan Terbaik Ke-2 Tingkat Nasional Tahun 2019 ini dengan tegas membantah. Dia mengatakan kegiatan jalan sehat bersama guru-guru sekolahnya itu tidak ada kaitannya dengan kegiatan politik dan biasa dilakukan.
Menurut dia, pada pagi di Hari Jumat itu, guru-guru senam bersama di sekolah. Usai senam mereka bersama seluruh guru dan ada juga guru PPL dari UIN Raden Intan jalan bersama, hal yang memang biasa dilakukan.
“Usai senam, kita jalan bersama. Nah, saat lewat di depan rumah Pak Rycko Menoza kami diberi handuk kecil oleh tiga orang yang kebetulan berjaga di situ. Semua terjadi secara kebetulan begitu saja, tidak sengaja dan tanpa perencanaan. Jadi tidak benar kalau saya adalah TS (tim sukses, red) salah satu calon, pernah ikut rapat dll,” tegas Pak Pur, sapaan akrabnya.
“Siangnya, menjelang Ashar saya menerima telepon dari Pak Wakidi, kepala BKD untuk mengambil SK pemberhentian saya sebagai kepala sekolah. Tapi ya sudah, tidak apa-apa,” katanya dengan suara datar. (Okto/Rudi)