Pendidikan

35 Guru di Surabaya Wafat Diduga Terpapar COVID-19, PGRI Minta Sekolah Jangan Dulu Dibuka

25
×

35 Guru di Surabaya Wafat Diduga Terpapar COVID-19, PGRI Minta Sekolah Jangan Dulu Dibuka

Sebarkan artikel ini

KETUA PGRI Kota Surabaya Sumarto.

SURABAYA (lampungbarometer.id):
Kota Surabaya berduka setelah 35 guru dan tenaga kependidikan di Kota Surabaya meninggal dunia diduga akibat terpapar COVID-19.

Kondisi ini membuat PGRI Surabaya meminta Wali Kota Tri Rismaharini untuk tidak memberlakukan sekolah tatap muka sampai kondisi Surabaya benar- benar dinyatakan aman dari COVID-19.

“Kami mengimbau agar Ibu Wali Kota jangan membuka sekolah dengan tatap muka langsung sampai situasi betul-betul sudah terkendali,” ujar Ketua PGRI Kota Surabaya Sumarto, Selasa (18/8/2020).

Sumarto mengungkapkan berdasarkan data PGRI Surabaya, sebanyak 35 guru dan tenaga kependidikan di Kota Surabaya meninggal dunia diduga akibat terpapar COVID-19. Angka ini terus naik menyusul banyaknya tenaga pendidik dan pegawai di lingkungan di lingkungan sekolah yang terkonfrimasi positif.

Kejadian terbaru, yakni pada Selasa (18/8/2020) malam, seorang petugas Tata Usaha SDN Bendul Merisi 1 Surabaya, atas nama Edy meninggal dunia setelah sempat kritis sejak dinyatakan positif COVID-19, sehingga total sebanyak 3 orang di SDN Bendul Merisi 1 Surabaya meninggal dunia akibat COVID-19.

“Benar, kami telah mendapat kabar kembali satu guru SDN Bendul Merisi 1 Surabaya meninggal akibat COVID-19, total sudah ada 3 orang yang meninggal,” ujar Sumarto.

Munculnya kasus penyebaran COVID-19 antara guru di lingkungan sekolah di Surabaya, PGRI L meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menerapkan Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) bergantian untuk para guru.

Hal ini tertuang dalam surat permohonan nomor 046/Org/Kot/XXII/2020yang dibuat PGRI Kota Surabaya tanggal14 Agustus 2020.

Ketua PGRI Kota Surabaya, Sumarto menjelaskan, permohonan tersebut diajukan mengingat banyaknya guru serta tenaga pendidik (tendik) di Surabaya yang meninggal karena Covid-19.

Setelah ditemukan seorang guru dan seorang pengawas sekolah di Surabaya 1, Suyono yang meninggal pada Kamis siang (13/8/2020). Kejadian terparah, terdapat 11 guru di SDN Ngagel 1 Surabaya terkonfrimasi positif COVID-19 setelah seorang guru OTG tetap diminta masuk mengajar di sekolah.

“Kami berharap Wali Kota Surabaya untuk tidak membuka sekolah secara tatap muka dahulu, sebelum pandemi ini benar- benar berakhir,” ujar Sumarto.

Sumarto mengaku jika pihaknya sempat melaporkan banyak kasus guru dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah meninggal ke Dinas Pendidikan Surabaya, namun saat itu pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya menjawab bahwa bisa saja guru dan tenaga kependidikan tersebut meninggal bukan karena COVID-19.

Ikatan Dokter Anak Indonesia tidak menyarankan sekolah dibuka kembali sampai wabah ini terkendali. Memaksakan sekolah buka saat wabah belum terkendali meminta guru siap berkorban jiwa raga. (red)