TAHUN 2020 bergulir. Ranting-ranting Akasia berpatahan di pertengahan Maret yang kering. Tanah-tanah yang rengkah mulai dikangkangi ilalang. Di beranda rumahnya lelaki itu mengaca langit. Bukan hendak mengutuk, tapi sekadar bertanya, “Tuhan haruskah hamba diuji tentang kesabaran, ataukah Engkau tengah mengajariku tentang keikhlasan? Hamba mohon tunjukkan jawaban. Demikian kira-kira yang dia ingin sampaikan.
Lelaki itu adalah Muhammad Reza, seorang Anggota Polri berpangkat Briptu. Jiwa mudanya yang masih bergejolak tengah diuji. Ketaatan pada peraturan dan kepatuhan pada atasan serta pengabdian kepada masyarakat tengah diukur. Seberapa ikhlas dia sanggup menerima ketentuan Sang Khalik, setelah rencana ‘pesta’ pernikahannya kandas diamuk Corona.
Ya, Virus Corona yang lahir di sebuah kota, Wuhan nama kota itu, sebuah kota di Negara Tiongkok nun jauh di sana, tak pernah ia bayangkan akan sampai di kampungnya, Desa Semulijaya, sebuah desa di Kabupaten Lampung Utara, yang berjarak ribuan kilometer dari Wuhan.
Bahkan, kini makhluk berukuran sekitar 150 nanometer itu mampu mengelilingi bumi hanya dalam hitungan hari dan mengobrak-abrik segala rencana dan program siapa saja, tanpa mampu dihentikan. Bahkan oleh negara ‘paling hebat dan senjata paling mutakhir’ sekalipun.
Begitu juga rencana ‘pesta pernikahan sang anggota polisi ini, hancur dan kandas. Kini dia hanya berharap pada gelaran akad nikah, ijab qabul yang tidak boleh ‘diramein’ bisa terlaksana lancar tanpa kendala.
Iya betul, Briptu Muhammad Reza adalah seorang anggota Polri, sempat berdinas di Satuan Lalu Lintas Polres Way Kanan, kemudian bertugas di Bagian Satlantas Polres Lampung Utara. Dan kini mengabdi sebagai Bhabinkamtibmas Desa Semuli Jaya, Polsek Abung Semuli, Polres Lampung Utara, Polda Lampung. Kini dia harus patuh pada ketetapan pemerintah dan atasannya tentang larangan mengadakan acara yang mengumpulkan banyak orang demi menghindari terpapar Virus Corona yang mematikan.
Saat ditemui oleh lampungbarometer.id Reza menjelaskan, rencananya dia akan menikah dengan wanita pilihannya Betzy Yuli Yana, A.Md. pada tanggal 29 Maret 2020 di Bandar Lampung, sedangkan acara pesta resepsi pernikahan akan digelar di Lampung Utara pada 4 April 2020.
“Undangan sudah disebar, tapi sebagai anggota Polri saya harus patuh dan harus memberikan contoh kepada masyarakat terkait imbauan Presiden dan maklumat Kapolri untuk tidak mengadakan acara yang melibatkan orang banyak, seperti pesta pernikahan, seminar, arisan dan lainnya. Meskipun berat, saya harus patuh,” ujar Briptu Reza, Selasa (24/3/2020).
Dia juga menceritakan, awalnya sempat berpikir meskipun rencana pesta resepsi pernikahannya di Lampung Utara batal, dia berharap resepsi usai ijab qabul di rumah calon istrinya di Jl. Tirta Ria Way Kandis, Kota Bandar Lampung tetap bisa dilangsungkan. Namun, sekali lagi peraturan pemerintah dan maklumat Kapolri membuat acara itu harus batal. Tenda yang sudah terpasang harus dibongkar.
“Tadinya saya sempat berharap, acara di kediaman calon istri saya tetap bisa dilangsungkan karena tendanya sudah dipasang dan sound system sudah siap, tapi karena memang dilarang mengadakan acara untuk mencegah penyebaran COVID-19, tenda yang sempat terpasang terpaksa dibongkar. Jadi sekarang tinggal nunggu akad nikah saja semoga berjalan lancar. Tidak ada yang bisa disalahkan,” ujar polisi muda ini pelan.
Luar biasa, virus Corona atau Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) dibalik keganasan dan kecepatannya menyebar dan menjadi wabah pandemi mematikan, ternyata juga mampu mengajari kita tentang kesabaran dan keikhlasan. Kini tinggal bagaimana kita memaknainya. Sesuai imbauan Presiden dan maklumat Kapolri ayo kita buktikan kita adalah bangsa yang beradab dan patuh pada pemimpin; tetap di rumah jangan keluar jika tidak penting, jaga jarak dan hindari kontak fisik dengan orang lain. #JagaPrilakuHidupBersihDanSehat. (AK)
