NasionalSeni Budaya

Marga T, Penulis Novel ‘Badai Pasti Berlalu’ Meninggal

106
×

Marga T, Penulis Novel ‘Badai Pasti Berlalu’ Meninggal

Sebarkan artikel ini

Jakarta (LB): Berita duka menimpa dunia kepenulisan Indonesia. Novelis senior Marga T yang dikenal lewat Novel Badai Pasti Berlalu meninggal dunia di usia 80 tahun di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia pada 17 Agustus 2023 Pukul 19.43 waktu setempat.

Perempuan bernama lengkap Intan Margaretha Harjamulia atau Marga Tjoa merupakan pengarang Indonesia paling dikenal sampai saat ini. Namanya mulai dikenal publik pada 1971 lewat cerita bersambung berjudul Karmila yang dibukukan dan sukses difilmkan.

Marga T sudah menulis sejak kecil. Di usia 21 tahun, dia menerbitkan cerpen pertamanya berjudul Kamar 27, disusul buku perdananya Rumahku Adalah Istanaku pada 1969.

Ketika buku ketiganya terbit pada 2004 tentang tragedi Mei 1998 yang berjudul Sekuntum Nozomi, namanya kian mencuat. Novel Karmila juga menjadi tonggak sejarah dalam dunia penerbitan karena juga sebagai jangkar bagi lahirnya penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Dikenal sebagai novelis senior era 1970-an, novelnya yang paling melegenda adalah Badai Pasti Berlalu. Selain terbit dalam bentuk novel, karya ini sukses menjadi film, sinetron, dan lagu.

Novel Badai Pasti Berlalu awalnya dimuat di harian KOMPAS dari 5 Juni 1972 hingga 2 September 1972. Cerita bersambung tersebut ternyata digemari pembaca dan juga menarik perhatian dunia sastra Indonesia.

Novel ini pernah diangkat ke layar lebar yang disutradarai oleh Teguh Karya pada 1977 dan menjadi sebuah film yang sangat sukses. Dibintangi bintang-bintang muda saat itu, seperti Christine Hakim, Roy Marten, Slamet Rahardjo, dan Mieke Widjaja.

Versi daur ulang tahun 2007 dari film tersebut disutradarai Teddy Soeriaatmadja dan dibintangi Vino Bastian serta Raihaanun.

Marga T tercatat telah melahirkan lebih 128 cerita pendek dan 67 buku (untuk anak-anak, novel serta kumpulan cerpen). Dia mengaku tidak ingin terlalu dikenal masyarakat karena khawatir dia tidak bisa lagi bebas naik bus atau pergi ke bioskop.

Dalam sebuah wawancara, Marga T mengatakan siapapun berhak memilih bacaan yang disukainya. “Masyarakat berhak memilih bacaan yang disukainya, tapi penulis tidak. Ia harus membaca tulisan siapa pun,” begitu prinsip Marga T. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *