Lampung Selatan (LB): Komoditas bawang merah masih menjadi penyumbang utama kenaikan inflasi di penghujung November 2024. Kenaikan secara signifikan terjadi di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Lampung Selatan.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Dr. Pudji Ismartini, M.App.Stat, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah mingguan yang berlangsung secara virtual.
Rakor itu juga diikuti jajaran Pemkab Lampung Selatan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dari Ruang Kabag Perekonomian, Setdakab, Senin (25/11/2024).
Berdasarkan data, Pudji Ismartini menyebut, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah terus bertambah pada November 2024. Hingga minggu ke-3, kenaikan terjadi di 88,33 persen wilayah di Indonesia.
Harga bawang merah naik sebesar 18,23 persen dibandingkan Oktober 2024. Dia menyebutkan penyebab utama kenaikan harga komoditas ini disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat cuaca ekstrem.
“Komoditas utama yang mengalami kenaikan IPH (indeks perkembangan harga) yaitu bawang merah, disusul bawang putih, daging ayam ras, minyak goreng, cabai merah dan beberapa komoditas lainnya,” ungkap Pudji Ismartini.
Sementara itu, lanjut Pudji Ismartini, angka inflasi berdasarkan tahun ke tahun (year of year) berada di angka 1,71 persen. Angka ini masih terkendali dan cukup baik dalam menghadapi situasi global.
Meskipun demikian, kata Pudji, yang perlu menjadi perhatian Kepala Daerah adalah meningkatnya jumlah pertumbuhan kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH.
“Tertinggi di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Kaur. Sementara, penurunan IPH terjadi pada Kabupaten Supiori, Kabupaten Bombana dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,” ujarnya. (kmf)