KETIKA berbicara tentang pembangunan infrastruktur, sering kali perhatian kita terpusat pada megahnya jembatan, gedung pencakar langit, dan jalan tol yang menghubungkan kota besar. Namun, kenyataan pahit yang dihadapi warga Kecamatan Sungkai Barat, Kabupaten Lampung Utara, sering kali terlupakan.
Selama lebih dari satu dekade, warga Sungkai Barat harus berjuang dengan kondisi jalan yang rusak parah, dan hingga hari ini nampaknya harapan untuk perbaikan semakin menjauh.
Jalan-jalan di Desa Gunung Raja, Kubu Hitu, Sinar Harapan, dan Cahaya Mas menjadi saksi bisu ketidakpedulian pemerintah daerah. Lubang besar, aspal yang terkelupas, dan genangan air saat hujan menggambarkan betapa terabaikannya infrastruktur di daerah ini. Kondisi ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga membahayakan keselamatan mereka.
Tidak sedikit warga yang mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk. Sepeda motor yang tergelincir, mobil yang terperosok, hingga anak-anak yang harus berjalan kaki menuju sekolah dengan risiko terjatuh.
Daryono, seorang warga setempat, menggambarkan betapa sulitnya menjalani aktivitas sehari-hari. “Kami sangat terganggu, terutama saat hujan. Jalanan menjadi sangat licin dan berbahaya,” katanya.
Permasalahan ini sudah sering diadukan kepada pihak berwenang. Kepala Desa, Asep Tedi, menyatakan permohonan perbaikan sudah berulang kali disampaikan, namun responsnya selalu lambat.
“Kami sudah berupaya menyampaikan keluhan warga, tetapi hingga kini belum ada tindakan konkret. Kami berharap pemerintah lebih peduli dan segera mengambil tindakan,” ujarnya.
Kerusakan jalan tidak hanya berdampak pada warga lokal. Ini juga menghambat distribusi barang dan jasa, yang pada akhirnya memukul perekonomian daerah. Para pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan akibat sulitnya akses transportasi. Ini adalah sebuah paradoks, di era modernisasi dan pembangunan yang pesat, masih ada daerah yang terpinggirkan dan terlupakan.
Pertanyaannya adalah, sampai kapan warga Sungkai Barat harus menunggu? Infrastruktur yang layak adalah hak dasar setiap warga negara. Pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, harus segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi ini. Jangan biarkan warga terus menderita dan berjuang di atas jalanan yang berbahaya.
Inilah saatnya bagi pemerintah untuk menunjukkan kepedulian nyata. Perbaikan jalan di Kecamatan Sungkai Barat bukan hanya soal memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga soal menghargai hak dan keselamatan warga. Harapan kita semua adalah melihat perubahan yang nyata dan cepat, bukan janji-janji yang terus menggantung tanpa realisasi.
Penulis: Meri Yana, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO).