InternasionalSeni Budaya

Dunia Sastra Berduka, Peraih Nobel Sastra 2020 Meninggal Dunia

70
×

Dunia Sastra Berduka, Peraih Nobel Sastra 2020 Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung (LB): Kabar duka mendalam bagi dunia sastra internasional, peraih Nobel Sastra 2020, Louise Gluck, meninggal dunia di usia 80 tahun setelah berjuang lama melawan kanker yang diidapnya.

Kabar meninggalnya Louse Gluck dibagikan oleh Universitas Yale. Dilansir dari AFP, sang novelis meninggal di kediaman pribadinya di Cambridge, Massachusetts.

“Dia meninggal dengan damai di rumah pribadinya,” tulis keterangan Universitas Yale.

Editor penerbit farrar, Straus & Giroux, Jonathan Galassi membenarkan kabar kematiannya. “Kepergian Louise Gluck membawa duka yang mendalam bagi dunia sastra internasional,” katanya.

Pada 8 Oktober 2020, Akademi Swedia sebagai penyelenggara Hadiah Nobel Sastra mengumumkan kategori sastra diberikan kepada penyair asal AS tersebut. “Nobel Sastra 2020 diberikan kepada penyair Amerika Louise Gluck atas ‘suara puitis dengan keindahan yang sederhana membuat keberadaan individu menjadi universal’,” kata pihak Akademi Swedia.

Akademi Swedia menyebutkan karya-karya Louise Gluck mirip dengan penyair AS abad ke-19, Emily Dickinson. Karyanya mampu tegas dan enggan menerima prinsip yang sederhana.

Jauh sebelum memenangkan Nobel, Louise Gluck secara luas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar abad ini. Dia mulai menerbitkan bukunya pada 1960-an dan mendapat pujian setelahnya, tapi dia mengokohkan reputasinya di dekade 1980-an dan awal 1990-an dengan serangkaian buku.

Dalam sebuah pidato Anugerah Nobel Sastra, Louise Gluck mengatakan perasaannya bertentangan dengan kemenangannya tersebut.

“Itu adalah sebuah kejutan kepada saya di pagi hari Tanggal 8 Oktober untuk merasakan segala jenis kepanikan yang telah saya gambarkan. Cahaya terlalu terang. Skala terlalu luas,” ucapnya.

Menurut Louise Glück, selama ini dia menulis buku agar dibaca lebih banyak orang. Tapi ada beberapa penyair yang tidak melihat jangkauan dalam arti lebih spesial.

“Mereka melihat jangkauan secara temporer, berurutan, tapi para pembaca datang sendiri-sendiri, satu per satu. Saya merasa hadiah ini (Nobel Sastra) adalah keputusan untuk menghormati suara pribadi yang intim,” katanya.

Penyair dan penulis esai dengan nama lengkap Louise Elisabeth Glück ini lahir pada 22 April 1943 di New York dan dibesarkan di Long Island, Amerika. Di negara asalnya, dia telah memenangkan banyak penghargaan sastra termasuk Medali Kemanusiaan Nasional, Hadiah Pulitzer, Penghargaan Buku Nasional, sampai Haidah Bollingen. (Che)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *