Lampung Selatan (LB): Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lampung Selatan menerima audiensi dosen dan mahasiswa program Studi Perencanaan Wilayah Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Selasa (3/10/2023).
Audiensi yang berlangsung di Aula Bappeda Kabupaten Lampung Selatan itu membahas kebutuhan data dalam kegiatan studi perencanaan wilayah mahasiswa ITERA.
Pada kesempatan tersebut, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITERA, Nela Agustin Kurnianingsih, menyampaikan studi perencanaan wilayah merupakan salah satu mata kuliah praktik yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Pada studi ini mahasiswa diminta mengungkapkan karakteristik spesifik wilayah studi yang selanjutnya dirumuskan menjadi perencana pengembangan.
“Kami ini membawa mahasiswa untuk melaksanakan kuliah studi perencanaan wilayah dengan mengumpulkan data yang ada di Kabupaten Lampung Selatan ini,” ujar Nela Agustin.
Nela juga menyampaikan, ada tiga sektor yang akan dikaji para mahasiswa ITERA, yaitu sektor industri, sektor pertanian dan sektor pariwisata. Masing-masing sektor ini menentukan beberapa lokus pokus untuk pengembangannya.
“Sebenarnya bentuk pengembangannya satu Kabupaten Lampung Selatan, tapi lokus pengembangannya yaitu sektor pertanian di Kecamatan Sidomulyo. Untuk sektor pariwisata di Kecamatan Kalianda dan sektor industri di Kecamatan Katibung,” kata Nela.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, Mulyadin, mengatakan perencanaan wilayah merupakan proses perencanaan pembangunan yang bertujuan melakukan perubahan pengembangan ke arah yang lebih baik pada suatu komunitas masyarakat pemerintah dan lingkungannya.
“Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada yang harus memiliki orientasi bersifat lengkap dengan berpegang pada akses prioritas serta perencanaan yang baik,” ujar Mulyadin.
Mulyadin menuturkan, perencanaan wilayah diharapkan nantinya dapat mengefisienkan bangunan dan meminimalisir konflik kepentingan dalam pembangunan serta meminimalisir dampak bencana yang akan muncul di daerah perencanaan tersebut.
“Bencana seperti banjir, tanah longsor dan perubahan kualitas lingkungan penduduk akibat tidak kesesuaian penggunaan dan perencanaan daerah. Tolong nanti kepada perangkat daerah terkait untuk memberikan data yang diperlukan mahasiswa ITERA ini,” kata Mulyadin. (kmf/red)