Bandar Lampung (LB): Pemerintah Provinsi Lampung diwakili Inspektur Provinsi Lampung, Fredy, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (26/6/2023)
Suhajar Diantoro, mengatakan inflasi bulan Mei tahun ini membaik, bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada tahun lalu. Saat ini, inflasi Indonesia berada pada peringkat 130 dari 186 negara di dunia.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS), Windhiarso Putranto, menyampaikan terkait perkembangan harga komoditas pangan, khususnya sampai dengan minggu ke-4 Juni.
“Komoditas penyumbang utama kenaikan IPH di sejumlah Kabupaten/Kota sampai minggu ke-3 Juni 2023 adalah daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras dan cabai rawit,” ucap Windhiarso.
“Tanggal 23 Juni, jumlah kenaikan harga yang menyumbang IPH secara Nasional terus bertambah meskipun ada juga beberapa Kabupaten/Kota yang harga-harganya relatif membaik,” ujarnya.
Target inflasi pada 2023 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah bersama Bank Indonesia sebesar 3% plus minus 1, sampai Mei lalu masih berada di bawah target inflasi. Jika inflasi bulan Juni 2023 dapat dijaga pada rentang ideal maka inflasi tengah tahun 2023 akan tetap terkendali.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, Bambang Wisnubroto, melaporkan bahwa harga minyak goreng masih stabil sampai dengan 26 Juni.
“Jika kita lihat rata-rata harga minyak goreng secara bulanan periode Juni 2023 dibandingkan sebulan sebelumnya, untuk curah Rp 14.836/liter, minyakita Rp 15.069/liter dan kemasan premium Rp 20.902/liter,” ucap Bambang Wisnubroto.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Agung Suganda, melaporkan upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam menjaga pengendalian harga dan inflasi, yaitu terus mendorong peningkatan produksi komoditas pertanian seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, aneka cabai, telur dan daging ayam agar tetap terjaga sehingga ketersediaan komoditas pertanian dan harga dapat terkendali.
Berdasarkan perhitungan Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Hewan Kurban Tahun 2023, diprediksi akan terjadi kenaikan kebutuhan pemotongan hewan kurban 2% dibandingkan 2022, sehingga proyeksi kebutuhan untuk kurban sebanyak 1,7 juta ekor dan ketersediaan sebanyak 2,7 juta ekor.
“Ini menunjukkan secara nasional ketersediaan hewan kurban sapi, kerbau, kambing dan domba sudah cukup. Namun, tentu ada beberapa daerah yang defisit, tentu ini akan kita suplly dari daerah-daerah yang saat ini surplus,” pungkas Agung Suganda. (kmf)