BANDAR LAMPUNG (BAROMETER): Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung (DKL) menggelar Workshop Mural bagi Pelajar, Mahasiswa dan Umum dengan Tema “Generasi Anti Vandalisme” di Gedung DKL Komplek Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung, Sabtu (11/6/2022).
Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung Drs. Ch. Sapto Wibowo mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Mural sebagai salah satu cabang dari Seni Rupa kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Namun, untuk kegiatan saat ini karena keterbatasan anggaran dan berbagai hal lain, maka batasi untuk pelajar SMK.
“Kalau kita amati generasi muda kita, khususnya pelajar dan mahasiswa, sering iseng corat-coret sembarangan di tembok di dinding gedung atau tempat-tempat umum lainnya tentang kata-kata kotor dan lain-lain atau disebut vandalisme. Karena corat coretnya sembarangan maka hasilnya nggak asyik. Nah, di workshop ini kita perkenalkan mereka dengan mural supaya coretan atau gambar yang dibuat itu indah dan nyeni sehingga sedap dipandang,” ujar Sapto.
Lebih lanjut, kepada lampungbarometer.id (grup barometer.id) Sapto menjelaskan dalam Seni Rupa kita mengenal ada seni lukis, seni patung dan kriya. Khusus untuk Seni Lukis, ujar dia, ada yang menggunakan media kanvas, kertas atau media lain. Khusus mural, ujarnya, menggunakan dinding di tempat-tempat publik sebagai media lukis.
Menurut Sapto, khusus untuk kegiatan workshop ini jumlah peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari pelajar dan guru seni.
Dia juga menyampaikan, dipilihnya guru seni sebagai peserta dalam kegiatan ini tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman di bidang seni, khususnya mural. Sehingga saat kembali ke dalam kelas dan memberikan pelajaran guru tersebut bisa berbagi pengalaman serta mampu memahami dan bisa memberikan solusi jika ada peserta didiknya yang sering melakukan vandalisme.
“Jadi guru juga kita undang sebagai peserta, tujuannya adalah agar bisa berbagi pengalaman dan memberikan solusi jika nanti menemukan siswanya kerap coret-coret dinding atau melakukan vandalisme yang membuat lingkungan terkesan kotor. Sebab, kalau energi para siswa tersebut disalurkan secara tepat maka bisa menciptakan keindahan, salah satunya jalan underpass Unila. Itukan jadi indah karena digambar dengan baik dan hasilnya bagus. Itu mural,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasar pantauan barometer.id, sekolah yang mengirimkan siswanya pada kegiatan ini adalah SMK yang ada di Bandar Lampung, di antaranya SMKN 1, SMKN 2, SMKN 3, SMKN 4, SMKN 5, SMTI, SMK 2 Mei Bandar Lampung dan beberapa SMK lain. Setiap sekolah mengirim perwakilan 3 peserta yang terdiri dari siswa dan guru pendamping.
Dalam workshop ini tampak para siswa SMK antusias membuat gambar di dinding di lingkungan Dewan Kesenian Lampung yang memang sudah disediakan panitia.
Salah seorang peserta yang berasal dari Sekolah Menengah Teknik Industri (SMTI) Pahoman Bandar Lampung, Putra, kepada media ini mengatakan baru pertama mengikuti kegiatan seperti ini.
“Ini kali pertama kami ikut, Alhamdulillah kami benar-benar dibimbing mulai teori sampai praktek,” ujarnya.
Putra juga mengaku mulai menyenangi mural sejak SMP. Karena mengetahui lebih dalam tentang mural maka dia dan rekan-rekannya mengikuti workshop.
“Kami ikut workshop supaya menguasai teknik mural yang benar serta mengasah inspirasi dalam menentukan tema karena rencananya ingin kami terapkan di sekolah,” ucap Putra.
Sementara itu, salah satu guru bernama Sumarmi dari SMK 2 Mei Bandar Lampung, mengaku mendampingi sisiwanya dalam kegiatan ini. Menurut dia, kegiatan ini sangat bagus dan cocok bagi siswa yang biasanya senang coret coret dinding.
“Kegiatan ini sangat bagus dan cocok untuk siswa SMK. Semoga kegiatan seperti terus dilaksanakan untuk menyalurkan daya imajinasi siswa sehingga mereka tidak lagi coret-coret dinding dan tempat-tempat umum yang menimbulkan kesan kotor,” ucap guru seni ini. (Herdi/Reza)