WAY KANAN (lampungbarometer.id): Permasalahan limbah karet yang sebarkan bau busuk dan dikeluhkan warga Desa Campur Asri dan Mekar Asri, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, belum ada penyelesaian.
Ketua RK Wanto dan Bhabinkamtibmas Aipda Alfian Mariando langsung turun tangan menyikapi masalah ini dengan memediasi musyawarah antara warga dan pemilik lapak karet, Rabu (24/11/2021).
Wanto mengatakan bersama Babinsa telah memanggil pemilik lapak bernama Meri dan meminta masalah bau busuk yang dikeluhkan warga diselesaikan secara kekeluargaan. Sayangnya, belum ada penyelesaian dan kesepakatan antara warga dan pemilik lapak.
“Musyawarah yang dilakukan belum menemui kesepakatan. Warga menginginkan lapak karet pindah lokasi usaha atau diganti usaha lain, namun Pak Meri sebagai pemilik lapak bersikeras tidak mau pindah dengan alasan jika harus pindah membutuhkan biaya,” ungkap Wanto.
Menyikapi hal ini, Aipda Alfian Mariando mengatakan akan menyerahkan masalah ini kepada Lurah Campur Asri karena kedua pihak belum ada kata sepakat.
“Hasil musyawarah ini akan segera kami laporkan ke kelurahan dan akan dijadwalkan pemanggilan warga dan pemilik lapak,” ujar Alfian.
Sementara itu, pemilik lapak, Meri mengaku sudah mencoba memberi solusi dengan memundurkan lokasi lapak dan berupaya mengurangi bau busuk dengan menutup tempat pembuangan.
“Saya sudah mencoba memberi solusi dengan memundurkan lapak ke belakang dan mengupayakan agar tidak menimbulkan bau,” ujar Aipda Alfian.
Di tempat terpisah salah satu warga yang enggan disebut namanya berharap pemilik lapak memahami keinginan warga.
“Jangan berpikir untuk diri sendiri karena kita hidup perlu dengan tetangga. Jadi tolong pahami, kita bukan minta usahanya ditutup tapi pindah ke lokasi yang jauh dari lingkungan warga karena bau busuk limbah karet itu sangat mengganggu,” ujar warga tersebut.
Sementara itu, saat dihubungi melalui telepon Lurah Campur Asri Roni mengatakan akan segera memanggil warga dan pemilik lapak.
“Saya akan memanggil warga dan pemilik papak ke kantor kelurahan untuk meminta informasi tentang masalah ini,” ujar Roni.
Sebelumnya diberitakan, warga Kampung Mekar Asri dan Campur Asri Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, mengaku sangat terganggu oleh bau busuk menyengat yang diduga berasal dari limbah karet milik salah satu pengepul bernama Meri, dan meminta lapak tersebut ditutup.
Masyarakat juga mempertanyakan terkait izin lingkungan usaha lapak karet tersebut. Sebab, menurut warga, limbah karet yang dibuang sembarangan menyebabkan bau busuk yang sangat menyengat sehingga membuat warga menjadi resah. (Dewan).