Apresiasi Dan Inspirasi

Secuil Cerita Ketua Senat Unila M. Basri, M.Pd. tentang Rektor Unila Prof. Dr. Aom Karomani

38
×

Secuil Cerita Ketua Senat Unila M. Basri, M.Pd. tentang Rektor Unila Prof. Dr. Aom Karomani

Sebarkan artikel ini

MUHAMMAD Basri, nama yang singkat dan mudah diingat. Baru lepas waktu Ashar ketika kami bersilaturahmi ke ruangannya yang segar dan cukup lapang di lantai III Gedung Rektorat Unila pada Selasa (2/11/2021) sore itu.

Dengan senyum yang sedang, dia menyambut kami persis di muka pintu. Meskipun kunjungan ini dadakan dan tidak terjadwal, dia menyambut kami dengan hangat. Sosok pribadi yang cukup menyenangkan.

Pembawaannya santai, rileks dan friendly. Gaya bahasanya santun namun tajam, bernas dan berkualitas, terkadang sedikit blak-blakan dengan tempo yang tak bisa ditebak; khas pribumi Lampung. Yapp, dia memang produk lokal asli pribumi Lampung kelahiran Sukadana, Lampung Timur.

Saat ini dosen Program Studi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini memiliki jabatan penting di Universitas Lampung. Tidak main-main, dia adalah Ketua Senat Universitas Lampung hingga dua tahun ke depan.

Kalau tidak salah, dia merupakan sosok dosen FKIP pertama yang sanggup dan dipercaya memegang jabatan penting itu. Jabatan ini pula yang membuatnya harus berpikir keras; membaca ide dan gagasan sekaligus bekerja sama dengan Rektor Unila dalam rangka mewujudkan Universitas Lampung menjadi 10 universitas terbaik di 2025. Sebuah pekerjaan yang sangat berat.

KETUA SENAT Universitas Lampung Muhammad Basri, M.Pd.

Di ruangannya yang didominasi warna putih, dengan karpet merah dan sofa hitam, kepada lampungbarometer.id, dia menjelaskan Senat Akademik merupakan badan normatif tertinggi pada perguruan tinggi dalam bidang akademik. Anggota senat, ujarnya, terdiri dari Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, dan 4 orang wakil dosen.

Terkait tugas senat, dia mengatakan selain kegiatan wisuda serta pengukuhan guru besar, juga bertugas memberi pertimbangan terhadap norma akademik yang diusulkan rektor, memberi pertimbangan terhadap kode etik sivitas akademika yang diusulkan rektor, dan mengawasi penerapan norma akademik dan kode etik civitas akademika.

“Oleh sebab itu, supaya universitas maju dan berkembang senat harus seiring sejalan dengan rektor. Artinya senat harus mampu membaca gagasan-gagasan Rektor dan harus bisa memberi dukungan,” ucapnya.

Saat ditanya tentang Rektor saat ini, dia mengatakan memiliki penilaian dan kesan tersendiri tentang sosok Rektor Unila Prof. Dr. Aom Karomani.

“Pak Rektor bagus, semua disupport dan didukung. Beliau betul-betul menunjukkan sebagai leader, karena tidak terjebak dengan gosip dan kisah sentimentil. Beliau tidak melihat apakah person tersebut mendukung dirinya atau tidak saat kontestasi lalu, semua dia dukung. Beliau juga selalu  mendorong semua doktor supaya menjadi profesor agar Unila semakin berkualitas. Bahkan saat ini ada tujuh calon profesor sudah mengantre, semoga target 100 profesor tercapai. Pandangan ini sejalan dengan pandangan senat,” katanya.

RUMAH ADAT ini merupakan bukti kepedulian Prof. Dr. Aom Karomani terhadap budaya Lampung.

“Kami di senat juga merasa enjoy karena Rektor bersinergi. Dalam pengembangan kampus ini, Pak Rektor juga selalu terbuka tidak ada yang ditutup-tutupi. Tugas kami mengawasi kinerja rektor dan dosen, target kita sekarang bagaimana Unila bisa maju dan mampu bersaing dengan universitas lain yang memiliki nama besar,” ujar ayah empat anak ini.

Selanjutnya, dalam obrolan santai sore itu dia juga menceritakan bagaimana Prof. Dr. Aom Karomani sangat mendukung kelestarian adat budaya Lampung dan peduli pada masyarakat pribumi Lampung agar bisa mengenyam pendidikan tinggi dan berpikiran maju.

“Ini yang membuat saya salut dengan Pak Rektor. Beliau sangat peduli dan mau memperjuangkan Lampung dan masyarakat pribumi Lampung supaya berpikiran maju. Bahkan beliau berani mengambil resiko memberi jalur khusus Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) bagi masyarakat Jabung Lampung Timur yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tingi. Nah (mohon maaf), ini belum pernah dilakukan rektor-rektor sebelumnya,” ujar dosen kelahiran Sukadana Pasar, Lampung Timur ini.

“Beliau juga mendorong didirikannya Pusat Pengembangan Budaya Lampung serta pendirian Program Sarjana Pendidikan Bahasa Lampung. Saat ini sedang dibangun dua rumah adat Saibatin dan Pepadun sebagai bentuk dukungan beliau terhadap pelestarian adat dan budaya Lampung. Pak Rektor juga sekarang mencoba membuat Film tentang Raden Intan. Jadi sebagai pribumi Lampung, saya benar-benar bangga dan siap bersinergi mengawal program-program tersebut.”

Sore itu, waktu bergerak begitu cepat. Beberapa hal yang dia kisahkan sebagai perjalanan hidup di masa-masa sulit, terdengar begitu menginspirasi dan mengasyikkan; mulai pernah berjualan serabutan, bertanam durian, tentang kebun di kampung hingga cerita harus mengalami lima kali pindah sekolah saat di bangku SD.

Cerita yang sederhana namun begitu sedap dan renyah dicerna. Sebab…kisah ini adalah tentang seorang anak dari kampung yang dikenal keras. Dan kini dia adalah…Ketua Senat Unila. (AK)

Muhammad Basri, M.Pd.
Istri: Deviana, S.E., M.M.
Anak: 4

Pendidikan:
SDN 2 Kampung Baru Bandar Lampung
SMP Tunas Harapan Bandar Lampung
SMAN Way Halim Bandar Lampung
S-1 Universitas Lampung
S-2 Universitas Lampung
Kini sedang menyelesaikan program doktoral Jurusan Lingkungan di Universitas Lampung.