LAMPUNG TIMUR (lampungbarometer.id): SMP PGRI 2 Bumi Agung, Kabupaten Lampung Timur gratiskan seragam bagi siswa dan menjadikan olah raga sebagai program unggulan untuk menarik minat calon siswa. Hal itu dikatakan Kepala SMP PGRI 2 Bumi Agung Dwi Suprihanti, S.Pd. kepada lampungbarometer.id, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/2/2019). Kepala sekolah yang menjabat sejak Tahun 2016 ini mengatakan terus berupaya menemukan strategi agar sekolah yang dipimpinnya mampu bersaing dengan sekolah. Sebab menurut dia, sistem zonasi yang terapkan saat ini membuat sekolah swasta semakin sulit berkompetisi dengan sekolah negeri, apalagi sekolah swasta kecil yang secara finansial lemah. “Sekarangkan sistemnya zonasi, secara lokasi SMP PGRI 2 ini diapit oleh dua sekolah negeri yaitu SMPN 2 Sukadana dan SMPN 1 Bumi Agung. Jadi untuk mendapat siswa memang perlu perjuangan ekstrakeras. Salah satunya dengan membuat program unggulan olahraga, yakni Atletik,” kata Dwi yang telah mengabdi selama 20 tahun di sekolah ini sebelum menjabat kepala sekolah. Dwi menyampaikan untuk olah raga, yaitu lari estafet, sekolahnya sudah pernah juara di Tingkat Kabupaten Lampung Timur. Saat ini, selain olah raga, sekolahnya juga memiliki ekstrakurikuler Tari. Kedua ekstrakurikuler ini, kata dia, adalah pilihan dan tidak diajibkan, sedangkan untuk Pramuka diwajibkan bagi seluruh siswa. “Untuk ekstrakurikuler olah raga dan tari itu hanya bagi siswa yang berminat, kalau Pramuka memang kita wajibkan kepada semua siswa,” katanya. Kepada lampungbarometer.id dia juga menyampaikan secara keseluruhan jumlah siswa di sekolahnya adalah 123 siswa. Dia juga mengungkapkan jumlah pendaftar pada Tahun Pelajaran 2018 menurun dari tahun-tahun sebelumnya. “Tahun kemaren ini jumlah pendaftar menurun. Saat ini jumlah siswa kami 123 orang, dengan rincian kelas VII 29 siswa, kelas VIII 54 siswa dan kelas IX 40 siswa, sedangkan guru berjumlah 13 orang,” katanya. Dwi juga mengungkapkan dia selalu menekankan kepada semua gurunya untuk bekerja dengan ikhlas. Sebab dengan bekerja ikhlas akan mampu memberikan hasil maksimal bagi siswa. “Saya selalu menekankan kepada semua guru agar bekerja dengan ikhlas. Apalagi siswa kita tidak banyak, jadi tidak bisa berharap terlalu banyak. Jadi kita betul-btul bekerja dengan ikhlas,” katanya. Dwi mengaku saat ini sedang mengajukan proposal bantuan alat drumband untuk sekolah. Menurut dia, sudah sejak lama dia berkeinginan sekolahnya memiliki ekstrakurikuler drumband, tapi ketiadaan dana membuat keinginan tersebut sulit terealisasi. “Sejak lama saya ingin sekolah ini punya alat drumband supaya bisa digunakan sebagai salah satu cara menarik siswa, tapi ketiadaan anggaran membuat keinginan itu sulit direalisasikan. Kita sudah pernah mengajukan proposal ke Pusat tapi belum disetujui. Sekarang kita sedang susun proposal baru untuk kita ajukan kembali,” kata kepala sekolah berjilbab ini.