PESAWARAN (lampungbarometer.id): Gerak tubuhnya menunjukkan kepercayaan dan persahabatan. Meskipun tidak lagi muda, gerakannya masih lincah dan cekatan. Namanya singkat, Nawawi, usianya sudah 60 tahun, kepala Desa Tajur, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, pilihan masyarakat.
Penampilannya sederhana dan bersahaja. Wajahnya selalu tampak cerah dan memancarkan aura persahabatan dan rasa percaya diri. Dari bibirnya yang tebal senyum terus mengalir tak henti.
Gaya bahasanya tegas dan berisi, juga menyejukkan. Kalimat yang disampaikan penuh makna dan nasehat khas seorang bapak. Tak ada kesan berat dan enggan saat lampungbarometer.id singgah di kediamannya di Desa Tajur, Kecamatan. Sebaliknya, wajahnya terlihat sangat bahagia, namun tidak berlebihan.
“Mari silahkan naik, jangan sungkan,” katanya kepada Tim lampungbarometer.id, saat berkunjung ke kediamannya, rumah panggung yang tampak sederhana.
Sikapnya yang santun dan hangat, membuat Tim lampungbarometer.id yang berkunjung ke kediamannya pada Sabtu (6/9/2020) yang cerah itu, terkagum-kagum. Ditambah lagi di rumahnya yang sederhana itu tak tampak barang-barang mewah bernilai wah.
Rumah panggung berdinding papan pilihan berkelir hijau itu berdiri tepat di tepi jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Punduh Pidada dan Marga Punduh dengan Kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Pesawaran.
Duduk di beranda, yang juga menjadi ruang tamu kita disuguhi hijau pepohonan di lereng bukit menjadi harmoni tersendiri ketika angin yang datang dari lereng bukit menghembus perlahan. Sabtu siang itu begitu sejuk. Ditambah obrolan santai yang akrab, segelas kopi hitam dan sambutan hangat tuan rumah yang begitu luar biasa membuat suasana semakin asyik.
“Silahkan duduk, mohon maaf tidak bisa memberi sajian apapun selain kopi atau teh panas. Maklum saat ini kita di kampung ini dalam masa paceklik, ditambah lagi hasil panen kakao tahun ini kurang baik,” katanya membuka percakapan.
Kepada Tim lampungbarometer.id, Kades Nawawi menegaskan bahwa tugasnya sebagai kepala desa adalah sebagai pemmpin sekaligus pelayan masyarakat.
“Jadi sebagai Kades yang dipilih masyarakat saya berupaya melaksanakan tugas pelayanan sebaik-baiknya. Jangan sampai masyarakat merasa dizolimi atau tak diacuhkan. Tugas saya adalah melayani masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut dia mengakui, dalam melaksanakan tugas pelayanan tentu saja dia membutuhkan masukan-masukan dan gagasan dari masyarakat dan pihak-pihak lain, termasuk media massa.
“Bagi saya media massa, baik surat kabar, media online dan media elektronik mempunyai peran sangat penting. Oleh karena itu, kita menjalin persahabatan dengan semua media serta tidak anti pemberitaan. Saya siap diberitakan dan dikritik, yang penting tidak mengada-ada dan mencari-cari. Silakan beri masukan, saya selalu terbuka,” kata Kades Nawawi.
Saat ditanya tentang program kerja dan jumlah anggaran yang dikelola, dia mengatakan Desa Tajur menerima Dana Desa (DD) sekitar Rp 1,133 milyar dan alokasi dana desa (ADD) Rp400-an juta.
Dana tersebut, kata dia, digunakan untuk berbagai kegiatan; pembangunan infrastruktur, pemberdayaan, pemerintahan dan sosial kemasarakatan, di antaranya pembangunan talud sepanjang 90 meter, rabat beton sepanjang 80 meter dengan lebar 3 meter dan jembatan di Dusun Sanggi Tengah, Desa Tajur.
Sain itu, dia juga mengungkapkan selama pandemi COVID-19, pihaknya juga memberikan BLT-DD kepada 45 orang, setiap orang menerima Rp600.000 per bulan dan diberikan selama tiga bulan. Total dana yang telah diberikan untuk BLT-DD tahap pertama sebesar Rp 81.000.000. Dan kini telah dianggarkan untuk tiga bulan tahap kedua, yakni Rp300.000 per bulan per orang yang akan diberikan selama tiga bulan. Jumlahnya Rp40.500.000.
Selain itu, dia mengungkapkan, pihaknya juga telah mengeluarkan dana untuk penanganan COVID-sejumlah Rp 31 juta yang digunakan untuk pengadaan rumah singgah dan seluruh perlengkapannya, mulai dari kipas angin, kasur, kompor, hand sanitizer, sabun dan lain-lain.
“Kita juga sudah mengeluarkan dana untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp 31 juta. Untuk hand sanitizer kita berikan pada setiap KK,” ujar Kades Nawawi.
Sementara itu, untuk program yang belum terlaksana, salah satunya adalah rehabilitasi (perbaikan) kantor desa yang kondisinya cukup memprihatinkan sehingga butuh perbaikan segera.
“Salah satu program yang belum terlaksana adalah rehab kantor desa. Ini menjadi salah satu prioritas karena kondisinya memang memprihatinkan,” ujarnya.
Selain pola hidupnya yang sederhana, satu hal yang tidak pernah terpublikasi, ayah tiga anak ini ternyata rutin memberikan santunan kepada anak yatim piatu, fakir miskin dan jompo pada Hari Jumat.
“Tidak usah ditulis dan diberitakanlah, itu biarlah jadi rahasia yang Mahakuasa. Lagipula tidak elok kalau diberitakan, jadi tolong jangan diberitakan. Usia saya sudah tua, mudah-mudahan itu bisa menjadi bekal kelak di akherat ,” katanya.
Hal lain yang tidak kalah mengagumkan, ayah tiga orang anak kelahiran Tahun 1966 (berdasar KTP, red) ini juga selalu berusaha membantu warganya yang membutuhkan, termasuk jika ada salah satu warganya yang akan melakukan hajatan. Sebab, baginya warga adalah modal dasar pembangunan sekaligus sebagai patner dalam menjaga stabilitas wilayahnya.
“Desa ini yang punya adalah warga, bukan kepala desa. Begitu juga dana desa, itu adalah milik masyarakat. Jadi selama tidak melanggar aturan dan demi kemajuan desa, kita selalu terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun,” ujarnya.
Di akhir obrolan yang penuh kekeluargaan itu, Kepala Desa yang kerap berbaur bersama warga ini berpesan, “Jika di lain waktu lewat sini, silakan singgah kalau sekadar air putih insya Allah selalu tersedia. Atau jika kemalaman misalnya, gedor saja pintu rumah ini. Rumah ini selalu terbuka,” pungkasnya. (Ansori/Nawir/Okto Mandiri)