Pesawaran (LB): Warga Kurungan Nyawa Kabupaten Pesawaran khawatir dan merasa resah dengan kondisi pohon randu (kapuk) di tepi jalan raya lintas barat, Desa Kurungan Nyawa, Kecamatan Gedong Tataan tepatnya di dekat gerbang perbatasan Kabupaten Pesawaran dengan Kota Bandar Lampung.
Menurut salah satu warga, Wawan (46), pohon randu tersebut sudah sangat tinggi dengan diameter pohon yang cukup besar sehingga di musim hujan seperti saat ini sangat membahayakan warga dan pengguna jalan.
“Pohon randu yang ada di tepi jalan itu beresiko tumbang atau patah cabangnya sehingga sangat membahayakan pengendara dan pengguna jalan, apalagi sekarang musim hujan,” ucap Wawan.
Selain itu, Wawan juga mengungkapkan selain berisiko tumbang, saat kondisi cuaca terang dan angin kencang, buah pohon randu tersebut berjatuhan dan berserakan di jalan, serta kapuknya beterbangan mengganggu pernapasan, terutama warga sekitar.
“Kalau hujan dan angin kencang, pohon itu rawan tumbang. Kalau cuaca panas, buah randunya berjatuhan dan berserakan di jalan dan kapuknya beterbangan. Jadi memang sangat membahayakan. Oleh karena itu, kami minta dinas terkait di Kabupaten Pesawaran segera menebang pohon randu itu, sebelum ada korban,” ucap Wawan.
Warga lainnya, Tata (40), mengungkapkan hal yang sama. Dia menjelaskan kondisi pohon itu memang sangat mengkhawatirkan dan harus segera ditebang sebelum pohon itu tumbang dan memakan korban jiwa, apalagi pohon tersebut berada di depan salah satu sekolah dasar. Karena itu, dia berharap agar Pemkab Pesawaran segera menebang pohon itu.
“Pohon kapuk itu memang sangat mengkhawatirkan dan harus cepat ditebang. Kalau tidak segera ditebang, takutnya nanti rubuh dan makan korban, apalagi sekarang lagi musim hujan,” ucap Tata.
“Pohon itu ada di tanah kosong di pinggir jalan. Kami minta Pemkab Pesawaran untuk menebang, karena kalau warga yang nebang khawatir nanti malah jadi masalah,” imbuhnya.
Berdasarkan pengamatan lampungbarometer.id, Kamis (5/12/2024), tampak buah kapuk berserakan di jalan dan kapuknya beterbangan tertiup angin ke permukiman warga yang berisiko menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Terlihat juga beberapa siswa sekolah dasar berseragam batik warna merah berlarian ketika melewati tepi jalan di lokasi pohon randu tersebut. (Yadi)