Bandar Lampung (LB): Teater Satu Lampung didukung Pusat Pengembangan dan Perlindungan (Pusbanglin) Bahasa dan Sastra mempersembahkan Festival Teater Biographical Fiction (Biofic) Tokoh Sastra Indonesia.
Penanggung jawab kegiatan ini, Muhammad Gandi Maulana, mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah perayaan seni teater yang mengangkat tokoh-tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia melalui pementasan, diskusi, dan workshop.
Gandi menjelaskan rangkaian kegiatan berlangsung sejak 13 September hingga 22 Oktober 2024.
“Festival ini disebut “Bio-Fiction” karena menggabungkan fakta sejarah dengan imajinasi untuk merekonstruksi peristiwa yang tidak tercatat,” ujarnya, Sabtu (19/10/2024).
Dia mengungkapkan, sebelumnya pada 2023 Teater Satu bersama Pusbanglin menyelenggarakan Sayembara dan Workshop Penulisan Naskah Drama bertema Tokoh Sastra di Indonesia. Dari Sayembara tersebut, ungkapnya, terpilih 8 naskah terbaik untuk dibukukan secara digital.
“Kali ini, kisah para tokoh sastra dalam naskah itu akan diceritakan kembali dalam bentuk pementasan teater,” ucapnya.
Menurut Gandi, Festival ini akan dimulai dengan sesi kurasi grup teater yang ada di Lampung untuk menjadi penampil di acara puncak, pada 20 s.d. 22 Oktober 2024 di Gedung Pertunjukan Dewan Kesenian Lampung.
“Sebelumnya, setiap grup penampil yang terpilih akan mendapat pembekalan berupa pengetahuan dan keterampilan memperistiwakan cerita di atas panggung yang akan diampu para narasumber ahli; Ari Pahala Hutabarat, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, dan Iswadi Pratama,” kata Gandi.
Lebih lanjut Gandi mengatakan selain workshop dan pertunjukan, kegiatan ini juga dilengkapi sesi diskusi dalam acara Artist Talk yang akan disiarkan melalui siaran langsung Instagram. Dalam sesi ini akan dihadirkan para sutradara dan manajer dari masing-masing kelompok teater yang terpilih sebagai penampil dalam event ini.
“Festival Teater Biofic Tokoh Sastra Indonesia ini adalah wujud dari dedikasi Teater Satu Lampung untuk terus mengembangkan dan menghidupkan sastra-drama Indonesia yang tertinggal dengan genre sastra lainnya: puisi, cerpen, dan novel,” pungkasnya. (*/red)