PADA abad ke-21 atau yang dikenal dengan era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi memengaruhi kehidupan manusia hampir di segala aspek kehidupan, mulai dari gaya hidup sampai bahasa yang digunakan. Bahasa Indonesia, salah satunya.
Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, baik ke arah positif maupun negatif. Tidak sedikit fenomena penggunaan bahasa Indonesia yang tergeser oleh bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Fenomena penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa asing dianggap sebagai sesuatu yang lebih bergengsi. Padahal, hal tersebut akan mengurangi salah satu tujuan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa dan dapat menggerus penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mempelajari dan menguasai bahasa asing bukanlah suatu hal yang dilarang. Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya. Di sisi lain, pelestarian bahasa daerah menjadi hal yang selalu menarik untuk dikaji.
Di Indonesia, terdapat 718 bahasa daerah yang menjadi potret kebhinekaan bangsa. Namun, bahasa tersebut terancam punah akibat tergerus oleh perkembangan zaman. Badan bahasa merilis catatan UNESCO bahwa terdapat 100 lebih bahasa daerah di Indonesia berada di ambang kepunahan. Dalam 30 tahun terakhir, sudah terdapat 200 bahasa yang punah. Fenomena ini perlu mendapat perhatian serius oleh berbagai pihak; pemerintah, masyarakat, maupun generasi muda sebagai garda terdepan penerus bangsa.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah naungan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggandeng para duta bahasa dan balai/kantor bahasa yang ada di 30 provinsi untuk melaksanakan program yang bernama “Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi”. Kantor Bahasa Provinsi Lampung beserta Duta Bahasa Provinsi Lampung ditunjuk menjadi salah satu lembaga yang wajib merealisasikan program tersebut. Untuk menjalankan program tersebut, Kantor Bahasa Provinsi Lampung bersama Ikatan Duta Bahasa Provinsi Lampung berkomitmen membentuk sebuah kegiatan yang bernama Sebastra.
Sebastra merupakan kependekan dari Semarak Bahasa dan Sastra. Sebastra adalah program yang bertujuan mewujudkan pemartabatan bahasa Indonesia dan pelestarian bahasa daerah dengan mengusung tema “Peran Generasi Muda dalam Pemartabatan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa Daerah”.
Sebastra merupakan kegiatan perlombaan yang ditunjukkan untuk pelajar SMP, SMA, dan perguruan tinggi se-Provinsi Lampung. Adapun cabang perlombaan untuk tingkat SMP sederajat adalah cipta puisi berbahasa Lampung yang diikuti oleh minimal 20 siswa untuk setiap sekolah. Cabang perlombaan tingkat SMA sederajat adalah lomba konten berbahasa Lampung dan lomba wajah bahasa di ruang publik. Terakhir, cabang perlombaan tingkat perguruan tinggi adalah lomba pidato bahasa Indonesia dan lomba film pendek berbahasa Lampung.
Demi kesuksesan program tersebut, Kantor Bahasa Provinsi Lampung menyelenggarakan sosialisasi dan pembekalan untuk para duta bahasa selaku koordinator kegiatan yang telah dilaksanakan pada 19 s.d. 21 April lalu, di Whizeprime Hotel Bandar Lampung yang dihadiri Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Desi Ari Pressanti, S.S., M.Hum. beserta jajaran. Kegiatan tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber ternama, seperti Inggit Putria Marga, Eriko Ramadhan, M. Adita Putra, Indra Pradya, dan Hengki Yuliansyah.
Desi Ari Pressanti mengatakan tujuan pelaksanaan sosialisasi dan pembekalan tersebut adalah untuk menambah pengetahuan para duta bahasa serta sebagai bekal pelaksanaan program Sebastra. Dalam sambutannya, Desi Ari Pressanti juga menyampaikan harapannya dengan adanya sosialisasi dan pembekalan ini dapat menjadi bekal bagi para duta bahasa untuk menjalankan program krida duta bahasa bagi aktivis sekolah dan kampus.
Selain itu, harapan yang sama juga disampaikan salah satu Duta Bahasa Provinsi Lampung, Endar Rismanda yang berharap kegiatan ini bisa menambah wawasan tentang bahasa. “Semoga kegiatan ini dapat menambah wawasan kita tentang pengutamaan bahasa dan sastra Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan literasi, serta menjadi bekal untuk melaksanakan krida duta bahasa bagi aktivis sekolah dan kampus melalui Program Sebastra,” ucap Endar, ketika itu.
Untuk menjaring calon peserta, panitia membuka pendaftaran perlombaan sejak 23 April s.d. 16 Mei 2024. Peserta yang mendaftar pada setiap sekolah akan disaring dan ditetapkan sebagai sekolah terbina bahasa dan sastra yang akan dibina oleh Kantor Bahasa Provinsi Lampung dan Ikatan Duta Bahasa Provinsi Lampung.
Berdasarkan data pendaftar, diketahui jumlah sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah terbina adalah sebanyak 22 sekolah, di antaranya 10 SMP dan 12 SMA. Selanjutnya, bagi pendaftar dari perguruan tinggi akan ditetapkan sebagai peserta. Sampai saat ini, telah ditetapkan sebanyak 22 sekolah terpilih.
Peserta sekolah terbina bahasa dan sastra tingkat SMP, yaitu SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro, SMPN 2 Tulang Bawang Barat, SMP Al Kautsar Bandar Lampung, SMPN 1 Sukau Lampung Barat, SMP Islam Az Zahra Bandar Lampung, SMPN 1 Purbolinggo Lampung Timur, SMP Islam Terpadu Cendikia Tulang Bawang, SMP Utama Wacana 8 Mesuji, UPT SMPN 1 Banjit Way Kanan, dan SMPN 4 Gunung Sugih Lampung Tengah.
Kemudian, peserta sekolah terbina bahasa dan sastra tingkat SMA, yaitu SMAN 12 Bandar Lampung, SMA Global Madani Bandar Lampung, SMAN 2 Kotabumi Lampung Utara, SMAIT Baitul Muslim Lampung Timur, SMAIT Insan Mulia Boarding School Pringsewu, SMKN SPP Lampung Selatan, SMA Kebangsaan Lampung Selatan, SMAN 1 Palas Lampung Selatan, SMA Ar Raihan Bandar Lampung, SMKN 1 Gedong Tataan Pesawaran, SMAN 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat, dan SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah.
Sedangkan untuk peserta lomba pidato bahasa Indonesia berjumlah 73 mahasiswa. Terakhir, lomba film pendek bahasa Lampung berjumlah 10 tim mahasiswa.
Setelah proses pendaftaran dan penetapan peserta, sekolah terpilih akan mendapatkan pendampingan selama 2 bulan. Setelah proses pendampingan, akan diumumkan peserta terbaik (tingkat SMP, SMA, dan Perguruan tinggi) yang nantinya akan membawa pulang hadiah kemenangan pada 9 Agustus 2024. Pemenang 1, 2, dan 3 akan membawa pulang tropi, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. Selain itu juga, terdapat kategori pemenang favorit yang akan mendapatkan tropi, piagam penghargaan, dan hadiah sponsor.
Tentu saja kita berharap Program Sebastra ini akan meningkatkan semangat generasi muda untuk terus menggelorakan semangat pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah (Lampung), dan literasi. Mari wujudkan Trigatra Bangun Bahasa; utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing!
***
SAFIRA AMELIA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO). Tulisan ini menjadi salah satu indikator penilaian untuk Mata Kuliah Penulisan Berita Dan Editorial.