Humaniora

Derita Tumor dan Liver, Pasangan Suami Istri Warga Hanura Butuh Perhatian Pemerintah Dan Dermawan

29
×

Derita Tumor dan Liver, Pasangan Suami Istri Warga Hanura Butuh Perhatian Pemerintah Dan Dermawan

Sebarkan artikel ini

PESAWARAN (Lampung barometer.id): Pasangan suami istri ekonomi lemah Achmad Sutarno (58) dan Ratih (49) warga RT/RW 004/001, Dusun B, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah dan para dermawan karena sakit yang diderita.

Achmad Sutarno hanya bisa pasrah menahan sakit akibat tumor tiroid yang menyerang lehernya, sedangkan istrinya Ratih juga tak mampu berbuat apa-apa karena penyakit liver yang diderita. Kini hidup keduanya mutlak bergantung kepada sang anak, Tantri (28), yang bekerja serabutan.

Ditemui di kediamannya, Tantri mengatakan ayahnya tidak bisa lagi bekerja. Kini ayahnya yang berprofesi sebagai buruh nelayan hanya bisa menahan sakit karena tumor tiroid yang tumbuh di lehernya semakin hari semakin parah. Bahkan, kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Tantri (28) menceritakan penyakit yang diderita ayahnya berawal ketika pada Februari lalu ayahnya mengangkat mesin kapal yang rusak untuk diperbaiki. Setelah ngangkat mesin kapal itu, ujar Tantri, esok harinya leher ayahnya tidak bisa digerakkan.

“Sudah berobat secara tradisional dengan cara diurut. Tampak ada benjolan kecil di leher sebelah kiri, saya mengira itu hanya benjolan biasa. Seiring berjalannya waktu, benjolan di leher ayah semakin membesar. Kami lalu membawanya ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung,” ucap Tantri, Kamis (22/7/2021).

Sementara itu, Achmad Sutarno menceritakan usai menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa hari, dia divonis menderita tumor tiroid, bukan bisul seperti yang dikiranya.

“Pihak rumah sakit menyarankan agar saya segera melakukan operasi. Namun setelah dioperasi benjolannya tidak kunjung hilang, bahkan sebaliknya malah kian membesar hingga terlihat seperti saat ini,” ujar Sutarno.

Menurut Tantri kini keluarganya hanya bisa berharap uluran tangan dermawan dan bantuan pemerintah. Sebab, mereka sudah tidak memiliki biaya untuk berobat.

“Jangankan untuk biaya berobat kembali, bahkan untuk membayar perawatan dan menebus obat selama ayah dirawat saja, kami sudah tak mampu. Apalagi ibu saya juga sedang sakit, gejala liver dan hanya terbaring lemah,” ujar Tantri lemah.

“Sebetulnya saya sangat sedih melihat kondisi kedua orang tua saya. Apalagi ayah kondisinya dari hari ke hari semakin parah, demikian juga ibu saya. Saya sangat ingin membawa mereka ke rumah sakit, tapi apa daya saya tak punya biaya,” ujarnya lemah.

Kini untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari Tantri harus banting tulang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja serabutan dan berjualan pulsa elektrik kecil-kecilan di rumahnya.

“Saya sangat berharap bantuan pemerintah serta para dermawan. Saya ingin kedua orang tua saya bisa dibawa ke rumah sakit, diobati agar sembuh dari penyakit yang diderita” ujarnya. (Red)