LAMPUNG TIMUR (lampungbarometer.id): Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung Timur melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu Muhammad Syadzili Mezar Ibrahim, bayi malang 8 bulan asal Kotabumi, Lampung Utara yang menderita pembengkakan hati dan limfa (Atresia Bilier).
Aksi penggalangan dana ini dilaksanakan serentak di tiga titik, yakni Way Jepara, Sukadana dan Way Bungur pada Selasa (8/12/2020).
Ketua PMII Cabang Lampung Timur Feri Tri Setiawan mengatakan aksi penggalangan dana ini merupakan bentuk kepedulian sahabat-sahabat Lampung Timur terhadap Muhammad Syadzili yang akan menjalani operasi cangkok hati.
“Semoga kepedulian ini dapat membantu kelancaran operasi adek Dzili serta bisa membantu meringankan beban keluarga, karena operasi membutuhkan biaya yang sangat banyak. Kita semua mendoakan semoga Dzili segera pulih,” ungkap Feri.

TAMPAK Dzili terbaring lemah di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta ditemani sang ibunda Meutia Rachmatia.
Saat ini bayi malang buah hati pasangan Yulizar Fadli dan Meutia Rachmatia itu dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta karena harus melakukan operasi cangkok hati.
Diketahui Yulizar Fadli, ayah bayi malang ini merupakan pekerja seni asal Lampung kelahiran Desa Tamancari, Purbolinggo, Lampung Timur.
Diberitakan sebelumnya Muhammad Syadzili Mezar Ibrahim, bayi berusia 8 bulan, terbaring lemah di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta.
Mata dan kulitnya terlihat menguning dan perut mulai membesar akibat menderita Atresia Bilier (pembengkakan pada hati dan limfa) yang kini sudah 10 centimeter sehingga harus segera menjalani dioperasi dengan biaya lebih Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
Bayi malang ini lahir secara normal pada 21 Maret 2020 dengan berat 2,3 kilogram dan panjang 47 centimeter saat usia kandungan 36 minggu. Sebelum dirawat di RS Cipto Mangun Kusumo Jakarta, bayi mungil ini sempat dirawat di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung selama 14 hari sebelum dirujuk ke RSCM Jakarta, dan masih menjalani perawatan hingga saat ini.
Yulizar Fadli, ayah bayi mungil ini mengungkapkan, dia dan istrinya awalnya tidak menyadari jika anak pertama mereka mengalami kelainan pada hati dan limfa.
“Awalnya semua seperti normal, memang kulitnya agak menguning tapi kami kira itu biasa. Saat berusia 3 bulan, kedua ujung mata anak saya terlihat kuning. Kami bawa Dzili ke Rumah Sakit Daerah di Lampung Utara untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap,” katanya.
Hasil pemeriksaan, kata Yuliza, Hb Dzili rendah, kadar fungsi hati dan bilirubinnya pun sangat tinggi. Dokter merujuk Dzili ke RSUD Bandar Lampung dan sempat dirawat 14 hari. Pada hari ke-15 anak saya dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
“Saat itu saya dan istri sangat terkejut ketika bayi mungil kami ternyata harus dirujuk ke RSCM. Lebih kaget lagi saat dokter RSCM mengatakan Dzili harus dioperasi karena mengalami kelainan hati. Bayi kecil kami harus cangkok hati,” ujar Yulizar sambil terisak, saat dihubungi melalui telepon Sabtu (5/12/2020).
“Dokter Gastro dari RSCM Jakarta bilang Dzili harus segera cangkok Hati. Oleh sebab itu, saya mesti mendonorkan separuh hati saya untuk Syadzili,” ujar Yulizar Fadli, yang juga aktor dan cerpenis Lampung ini.
Lebih lanjut Yulizar mengungkapkan agar transplantasi hati dapat terlaksana, sebagai pendonor dirinya wajib menjalani proses screening/pemeriksaan kesehatan yang membutuhkan biaya lebih 200.000.000.
“Kata dokter, transplantasi hati menjadi satu-satunya tindakan yang harus dijalani secepat mungkin karena Atresia Bilier (tidak terbentuknya saluran empedu) sehingga menyebabkan kerusakan pada organ hati. Kondisi ini menyebabkan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning serta perut yang perlahan membesar,” ujar Yulizar. (red).
Tidak ada komentar