Gaza (LB): Israel terus melancarkan serangan membabi buta ke Jalur Gaza terus menggila. Aksi Israel ini ditanggapi dengan gelombang protes pro-Palestina yang pecah di berbagai penjuru dunia.
Dilansir Daily Mail hingga Voice of America, Minggu (29/10/2023), demonstrasi pro-Palestina itu terjadi di Indonesia, Turki, Inggris, Perancis, Malaysia, Swedia, Australia hingga Amerika Serikat. Mereka menuntut Israel untuk mengakhiri serangannya di Gaza.
Seperti diketahui, Israel terus menyerang Gaza secara brutal pascakelompok pejuang Hamas menyerbu perbatasan Gaza pada 7 Oktober 2023. Serangan itu diklaim Pemerintah Israel menewaskan 1.400 orang dan 230 orang disandera.
Sejak itu, Israel pun membombardir Gaza tanpa henti. Serangan brutal Israel itu pun menewaskan lebih dari 8.000 orang di Gaza, setengah dari mereka adalah anak-anak.
Lebih parah lagi, Israel dilaporkan menggunakan bom fosfor putih yang penggunaannya dilarang secara internasional berdasarkan Konvensi Jenewa 1980. Warga Gaza menggambarkan situasi malam di kotanya bak krematorium dan holocaust sesungguhnya.
Serangan menggila yang terus dilancarkan Israel itu pun memunculkan gelombang protes di seluruh dunia. Di Indonesia, pada Sabtu (28/10), pengunjuk rasa berbaris ke Kedutaan Besar AS yang dijaga ketat di pusat kota Jakarta. Massa aksi menuntut diakhirinya perang dan pemboman di Jalur Gaza.
Sambil mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina, para pengunjuk rasa memenuhi jalan raya utama di ibu kota Indonesia yang berada di luar kedutaan. Sekitar 1.000 polisi dikerahkan di sekitar kompleks tersebut.
Sementara itu di Istanbul Turki, asap membubung dan kembang api dinyalakan ketika para demonstran berkumpul di depan Konsulat Israel. Ratusan orang terdengar bersorak penuh semangat di ibu kota Turki saat mereka berdiri dalam solidaritas dan mengutuk serangan Israel. Demonstrasi juga terjadi di Ankara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan mengumumkan Israel sebagai penjahat perang.
Demonstrasi damai juga terjadi di Denmark, Tunisia, dan Yordania tadi malam. Lilin dinyalakan sebagai bentuk solidaritas dan belas kasihan terhadap nyawa yang hilang di Gaza di luar Kedutaan Besar Perancis di Tunis dan peti mati tiruan anak-anak ditempatkan di Alun-Alun Balai Kota di Kopenhagen untuk melambangkan jumlah anak-anak Palestina yang meninggal.
Sementara itu, di Inggris puluhan ribu demonstran pro-Palestina unjuk rasa di tengah hujan lebat di London untuk menuntut Israel menghentikan pemboman terhadap Gaza.
Pada hari bantuan masuk ke Gaza, ketika lebih
1 juta orang meninggalkan rumah mereka karena konflik tersebut, para pengunjuk rasa berkumpul di Marble Arch dekat Hyde Park London sebelum berbaris ke distrik pemerintah, Whitehall. Polisi memperkirakan massa yang melintasi kota selama tiga jam berjumlah “hingga 100.000”.
Sambil mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Hentikan pengeboman di Gaza,” para peserta menyerukan diakhirinya blokade Israel dan serangan udara yang dilancarkan setelah serangan brutal ke Israel selatan oleh kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza.
Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina juga berkumpul di Belfast dan di kota terbesar kedua di Irlandia Utara, Londonderry. Salah satu pembicara dalam unjuk rasa ini termasuk anggota parlemen Colum Eastwood dari Partai Sosial Demokrat dan Partai Buruh nasionalis Irlandia.
Aksi unjuk rasa juga terjadi di Prancis. Para demonstran pro-Palestina berkumpul di beberapa kota termasuk Marseille, Rennes, Montpellier, Dijon dan Lyon. Ribuan orang terlihat meneriakkan “kita semua adalah warga Palestina” di alun-alun pusat.
Sementara itu di Jerman, hampir 7.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi damai pro-Palestina hari Sabtu di Dusseldorf. Para demonstran membawa bendera Palestina atau spanduk yang menyerukan diakhirinya “kekerasan dan agresi di Gaza.”
Demonstrasi juga pecah di Roma, Italia. Beberapa ratus orang melakukan unjuk rasa memegang poster bertuliskan “Palestina, Roma bersamamu,” dan “Tidak ada perdamaian sampai kita mendapatkan kebebasan.”
Di Kosovo yang mayoritas penduduknya Muslim, beberapa ratus orang berjalan dari masjid ke alun-alun Zahir Pajaziti di Pristina setelah salat makan siang untuk menyatakan dukungan bagi warga Palestina.
Aksi unjuk rasa mengecam aksi Israel juga terjadi di Australia. Dalam aksinya pada Sabtu lalu, ribuan orang melalui pusat Kota Sydney, meneriakkan “Malu, malu Israel” dan “Palestina tidak akan pernah mati.”
Protes juga terjadi di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana warga Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke pos pemeriksaan militer Israel. Pasukan keamanan Israel membalas dengan menembakkan gas air mata dan peluru tajam.
Massa juga berkumpul di negara tetangga Israel di utara, Lebanon; di Irak di perbatasan negara dengan Yordania; di Yordania sendiri; di kota-kota besar dan kecil di seluruh Mesir; Malaysia, Maroko, Venezuela, dan Afrika Selatan.
Di New York, ratusan pengunjuk rasa dari kelompok Muslim, Yahudi dan lainnya berbaris ke kantor Senator AS Kristen Gillibrand di Manhattan. Banyak di antara mereka yang berteriak “gencatan senjata sekarang.” Polisi kemudian menangkap puluhan pengunjuk rasa yang memblokir Third Avenue di luar kantor Gillibrand dengan duduk di jalan. (*/red)